Penerbit Percetakan Kanisius lahir dengan nama Canisius Drukkerij pada 26 Januari 1922, atas inisiatif Superior Misi Serikat Yesus (SJ) waktu itu, Pater J. Hoeberechts, SJ. Kemudian pengelolaan Canisius Drukkerij , yang merupakan percetakan offset pertama di Indonesia, diserahkan kepada para bruder FIC. Sejarah awal Kanisius ini tidak pernah lepas dari karya Misi Katolik, khususnya tanah Jawa, serta sejarah perjuangan bangsa Indonesia pra dan pascakemerdekaan. Tercatat pada 15 Juni 1922, Kanisius pertama kali mencetak buku Babadipoen Santo Franciscus-Xaverius, Rasoel Agoeng ing Tanah Indija, Goebahanipun A.M.D.G. Sejak awal berdiri, Kanisius konsisten mengemban misi untuk berkontribusi pada pelayanan Gereja dan dunia pendidikan. Misi ini terus dihidupi hingga saat ini, pun saat bertransformasi menjadi PT Kanisius pada 2014. Tata kelola yang lebih profesional menjadikan perjalanan menuju satu abad Kanisius dibarengi perencanaan dan strategi yang lebih matang, baik dalam hal produksi ma
stop for a while Ini adalah kedua kalinya aku liburan ke Lombok dan kedua kalinya juga aku liburan di masa pandemi. Selama setahun pandemi berusaha menahan diri untuk ga traveling tapi akhirnya jiwa travelingku meronta juga. Secara belum bisa liburan keluar negeri maka wisata dalam negeri pun jadi pilihan, dan pilihan jatuh ke Lombok dengan pertimbangan murah dan pengen ke Gili Trawangan aja karena dulu waktu ke Lombok mainnya ke Gili Air. Liburan kali ini gw ditemani si Ricson, yang mana Ricson nyampe Lombok hari Jumat sementara gw nyampai hari Sabtu. Begitu landing gw langsung nyamperi Ricson ke Hotel untuk segera bergegas ke Pelabuhan Pamenang karena kita bakalan langsung nyebrang ke Gili Trawangan. Hari juga sudah siang ketika kami bergegas ke Pelabuhan Pamenang dan alhamdulillah cuaca hari itu cukup cerah jadi tidak ada kendala yang berarti karena seperti biasa liburan gw pasti penuh dengan drama. Begitu sampai Pelabuhan saya langsung membeli tiket penyebrangan untuk 2 orang sehar